Poligon Terbuka dalam Ilmu Ukur Tanah

Poligon terbuka terdiri atas serangkaian garis yang berhubungan tetapi tidak kembali ke titik awal atau tidak terikat pada sebuah titik dengan ketelitian sama atau lebih tinggi ordenya. Dilapangan, poligon ini biasanya dipakai untuk pengukuran jalan dengan cara pintas,atau panjang jalan dalam radius pendek. Biasanya hasil yang didapat, terdapat banyak kekeliruan.Untuk itulah metode yang diambil guna menghindari kesalahan yang kemudian akan muncul adalah pengukuran dilakukan berulang kali (lebih dari 3 kali tiap titik), guna meminimalisir besarnya kesalahan yang terjadi.

Keterangan gambar        :

·    φ 1                  = Azimut awal.

·   A, B, C dan D = Koordinat BM (Titik Tetap).

·   β                      = Besarnya sudut.

·   d ₁₂                  = Jarak antara titik 1 dan titik 2.

Didalam pengukuran poligon ini harus terdapat berbagai hal antara lain:

a.   Sudut atau arah poligon.

   Pengukuran sudut atau arah poligon ini dapat ditentukan dengan berbagai cara yaitu:

§  Pengukuran poligon dengan sudut dalam.

§  Pengukuran poligon dengan sudut luar.

§  Pengukuran azimut.

b.      Perhitungan poligon.

   Setelah mendapatkan data yang diperlukan maka data tersebut harus dilakukan perhitungan. Perhitungan poligon dapat dilakukan dengan beberapa tahap antara lain:

-  Menentukan koordinat masing-masing titik dengan menggunakan rumus :

X₂  =  X₁ + d_1-2 Sin α_1-2  ......................................................... (II. a)

Y₂  =  Y₁ + d_1-2 Cos α_1-2.......................................................... (II. b)

Syarat Geometri sudut :

........................................... (II. c)

n : bilangan bulat ; : Jumlah Sudut

-  Jumlah sudut-sudut yang diukur harus sama dengan selisih sudut jurusan akhir ditambah kelipatan 180°. Pada pengukuran poligon terdapat kesalahan, maka :

 .................................. (II. d)

-  Syarat Absis dan ordinat poligon terbuka :

 = X _Akhir - X_Awal....................................................... (II. e)

 = Y_Akhir - Y_Awal....................................................... (II. f)

Jumlah d Sin α harus sama dengan selisih absis titik akhir dan awal poligon sedangkan jumlah d Cos α harus sama dengan selisih ordinat titik akhir dan awal poligon.

-  Dalam kenyataannya pada pengukuran di lapangan terdapat kesalahan, maka:

 = (X_Akhir - X_Awal) ± fx.............................................. (II. g)

 = (Y_Akhir - Y_Awal) ± fy............................................ (II. h)