Kamis, 13 Mei 2010

metode analysis log

METODE ANALISIS LOG

Log adalah suatu grafik kedalaman (atau waktu) dari satu set yang menunjukkan parameter fisik yang diukur secara berkesinambungan dalam sebuah sumur (Harsono, 1997). Logging adalah pengukuran atau pencatatan sifat¬-sifat fisika batuan di sekitar lubang bor secara tepat dan kontinyu pada interval kedalaman tertentu (Scblumberger, 1985). Ada 4 jenis log yang sering digunakan dalam interpretasi yaitu:
1. Log listrik, terdiri dari log resistivitas clan log SP (Spontaneous Potential)
2. Log radioaktif, terdiri dari log GR (Gamma Ray), log densitas dan log neutron
3. Log akustik berupa log Sonic
4. Log Caliper
Parameter Petrofisik pada Analisis Log
Petrofisika adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat fisik batuan. Analisa ini sangat penting untuk mengetahui kualitas reservoir, jenis fluida, porositas dan permeabilitas dari suatu batuan atau formasi, karena hal ini hanya daat diketahui berdasarkan sifat fisik dari batuan tersebut. Untuk mengetahui sifat fisik batuan dapat menggunakan well logging atau metode penampang sumur bor. Parameter-parameter yang dapat dihitung tersebut adalah:
 Porositas (%) Porositas suatu medium adalah bagian volume batuan yang tidak terisi benda padat.
 Resistivity (R) Hambatan yang diberkan oleh suatu batuan.
 Volume Shale (Vsh) diperlukan dalam analisis terhadap reservoir yang mengandung Shale, guna mengkoreksi porositas dan resistivitas hingga kejenuhan air sebenarnya dapat diketahui.
 Kejenuhan air (Sw) Adalah rasio dari volume pori yang terisi air dengan volume porositas total. Tujuannya untuk menentukan zona dan banyaknya hidrokarbon yang terakumulasi.
 Permeabilitas (k) merupakan sifat batuan reservoir untuk dapat meluluskan cairan melalui pori-pori yang berhubungan, idealnya diukur dari data batu inti (Conventional Core).
Metode Interpretasi Log
Analisis Kuantitatif Data Wireline Log
Setelah dilakukan analisis log secara kualitatif, kemudian dilanjutkan dengan analisis log secara kuantitatif. Analisis log secara kuantitatif ini dilakukan untuk menghitung harga porositas (φ), harga resistivitas (R), kandungan clay (Vcl) dan harga kejenuhan air (Sw). Analisis log secara kuantitatif dibedakan pada formasi clean sand dan shaly sand, karena pada zona shaly sand, kandungan shale/clay akan mempengaruhi pembacaan log yang digunakan.
a. Perhitungan Porositas
Porositas dapat ditentukan dari beberapa macam log, diantaranya Log Densitas (FDC), Log Neutron (CNL), dan Log Sonic, serta kombinasi antara dua macam Log.
Memiliki formula perhitungan sebagai berikut:
Φ D =
Keterangan :
ρma : densitas matriks batuan (gr/cc)
ρlog : densitas matriks batuan dari pembacaaan log (gr/cc)
ρfluida : densitas fluida batuan (gr/cc)
b. Perhitungan Harga Resistivitas
Perhitungan Harga Resistivitas meliputi resistivitas air formasi (Rw), resistivitas fotmasi sebenarnya (Rt), dan resistivitas pada flused zone (Rxo).
c. Metode Rasio Resistivitas
Pada metode ini,harga Rw tidak tergantung dari porositas. Dari persamaan kejenuhan Archie, dapat diperoleh suatu persamaan Sw sebagai fungsi rasio dari resistivitas daerah terinvasi (Invaded Zone) dengan resistivitas daerah tak terinvasi (Uninvaded Zone).
Kemudian, analisa secara kuantitatif dapat meliputi meliputi analisis porositas, tahanan jenis air formasi, tahanan air formasi, saturasi, permeabilitas, dan ketebalan lapisan produktif.
1. Porositas
Perhtungan kuantitatif memiliki formula yang seperti ditunjukan pada perhitungan porositas di atas.
2. Faktor Formasi (F)
Faktor formasi merupakan faktor keras lunaknya batuan rata-rata yang tergantung dari mineral pembentuk batuan. Harga faktor formasi rata-rata diperoleh sebagai berikut (Harsono, 1997) :
F =
Catatan :
Untuk Batupasir a = 0,62; m = 2.15
Untuk Batugamping a = 1; m = 2
3. Resistivitas Air (Rw)
Determinasi Harga Rw dapat ditentukan dengan berbagai metode diantaranya dengan menggunakan metode cross-plot resistivitas-neutron, resistivitas-sonic dan resistivitas-densitas. Harga Rw juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus SSP (statik Sp) dan rumus Archie, serta dari percobaan di laboratorium.
Keakuratan dari penentuan harga Rw dengan metode ini dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
a. Komponen elekrokinetik dari Sp diabaikan.
b. Rmf kadang-kadang jelek (filtrasi lumpur tidak baik)
c. Hubungan antara Rwe-Rw dan Rmfe-Rmf, khususnya pada Rw yang tinggi.
Di dalam formasi kandungan air, kejenuhan air adalah 1 di daerah murni dan terkontaminasi Sw = Sxo = 1, sehingga rumus Archie menjadi :
Rwa =
Keterangan :
Rwa : resistivitas formasi (apparent resistivity)
Rt : resistivitas dalam formasi kandungan air
F : faktor formasi
Pada lapisan yang mengandung air dengan kondisi yang bersih dan menunjukkan harga Rwa paling kecil serta mendekati harga Rw sumur terdekat, merupakan harga Rw pada interval yang dievaluasi (Schlumberger, 1986; dalam Abdurrahman C, dkk, 2008).
4. Kandungan Serpih
Kandungan serpih penting untuk dihitung, karena akan mempengaruhi parameter yang lain. Biasanya kandungan serpih dihitung berdasarkan rumus (Harsono, 1997) :
Vshale =
Keterangan :
GR log : GR hasil pembacaan log Gamma Ray
GR max : GR tertinggi
GR min : GR terendah
Dt : kedalaman total
BHT : temperatur dasar sumur
Hasil perhitungan V-shale dipakai untuk mengkoreksi Φ N dan Φ D yaitu dengan menggunakan persamaan :
Φ D kor = Φ D – Φ D shale x V shale
Φ N kor = Φ N – Φ N shale x V shale
Setelah dikoreksi kedua harga porositas tersebut digabung dengan menggunakan persamaan :
Φ kor-gab =
5. Saturasi Air (Sw)
Determinasi harga kejenuhan air (Sw) dari log resistivitas dalam formasi yang bersih (Non-Shaly), berdasarkan pada rumus Archie (Harsono, 1997) :
Sw =
Keterangan :
Sw : nilai kejenuhan air pada zona tidak terbilas
F : nilai faktor formasi
Rw : nilai resistivitas air
Rt : nilai resistivitas zona tidak terbilas
Sedangkan harga kejenuhan air dalam zona terbilas (Sxo), menggunakan rumus :
Sxo =
Keterangan :
Sxo : nilai kejenuhan air pada zona terbilas
F : nilai faktor formasi
Rmf : nilai resistivitas mud filtrate
Rxo : nilai resistivitas zona terbilas
Hasil interpretasi dari analisis kuantitatif kemudian digabungkan dengan hasil dari interpretasi analisis kualitatif, nantinya akan dapat menunjukkan zona-zona hidrokarbon mana yang berpotensi untuk dieksploitasi lebih lanjut.

Tidak ada komentar: