Rabu, 22 April 2009
sifat fisik mineral
Sifat Fisik Mineral
Pengertian
Tiap mineral memiliki susunan atom yang teratur dan komposisi kimia tertentu, yang memberikan sifat fisik yang specific. Untuk menentukan struktur atom dan komposisi kimia suatu mineral diperlukan test dan peralatan yang satisfied.
Komposisi kimia suatu mineral merupakan hal yang sangat mendasar, karena beberapa sifat-sifat mineral/kristal tergantung kepadanya. Sifat-sifat mineral/ kristal tidak hanya tergantung kepada komposisi tetapi juga kepada susunan meruang dari atom-atom penyusun dan ikatan antar atom-atom penyusun kristal/mineral.
Penentuan nama mineral dapat dilakukan dengan membandingkan sifat-sifat fisik mineral antara mineral yang satu dengan mineral yang lainnya. Sifat-sifat fisik mineral tersebut meliputi: warna, kilap (luster), kekerasan (hardness), gores (streak), belahan (cleavage), pecahan (fracture), struktur/bentuk kristal, berat jenis, sifat dalam (tenacity), dan kemagnetan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_mineral
http://www.nurhakim.net/bgi/bgi_03.htm
1. Form (bentuk kristal)
Pada wujudnya sebuah kristal itu seluruhnya telah dapat ditentukan secara ilmu ukur, dengan mengetahui susut-sudut bidangnya. Hingga saat ini baru terdapat 7 macam sistem kristal. Dasar penggolongan sistem kristal tersebut ada tiga hal, yaitu:
§ jumlah sumbu kristal,
§ letak sumbu kristal yang satu dengan yang lain
§ parameter yang digunakan untuk masing-masing sumbu kristal
Adapun ke tujuh sistem kristal tersebut adalah:
Sistem isometrik; Sistem ini juga disebut sistem reguler, bahkan sering dikenal sebagai sistem kubus/kubik. Jumlah sumbu kristalnya 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Masing-masing sumbu sama panjangnya.
Sistem tetragonal; Sama dengan sistem isometrik, sistem ini mempunyai 3 sumbu kristal yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a dan b mempunyai satuan panjang yang sama. Sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang).
Sistem rombis; Sistem ini disebut juga orthorombis dan mempunyai 3 sumbu kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lain. Ketiga sumbu kristal tersebut mempunyai panjang yang berbeda.
Sistem heksagonal; Sistem ini mempunyai empat sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu yang lain. Sumbu a, b, dan d masing-masing saling membentuk sudut 120o satu terhadap yang lain. Sumbu a, b, dan d mempunyai panjang yang sama. Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang).
Sistem trigonal; Beberapa ahli memasukkan sistem ini ke dalam sistem heksagonal. Demikian pula cara penggambarannya juga sama. Perbedaannya bila pada trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang berbentuk segienam kemudian dibuat segitiga degnan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya.
Sistem monoklin; Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu b; b tegak lurus terhadap c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yangpaling panjang dan sumbu b yang paling pendek.
Bentuk Kristal merupakan kenampakan luar mineral yang mencerminkan susunan atom yang teratur dari mineral tersebut. Kadang suatu mineral memiliki lingkungan yang memungkinkan mineral tersebut membentuk individu kristal yang teratur, seperti kwarsa sehingga dapat memudahkan dalam mendeterminasi kristal tersebut. Namun, sebagian besar mineral mengkristal dengan bentuk yang tidak beraturan, karena membutuhkan ruangan yang cukup untuk membentuk kristal yang teratur. Akibatnya, kristal akan saling tumbuh sehingga terbentuk kristal yuang tidak sempurna.
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_mineral
http://www.nurhakim.net/bgi/bgi_03.htm
2. Colour (warna)
Sifat fisik ini tidak dapat dijadikan dasar untuk menentukan jenis mineral walaupun sifat fisik yang paling mudah dikenali. Jika mengalami pengotoran, mineral yang sama dapat memilikim warna yang berbeda.
Warna mineral dap at dibedakan menjadi dua, yaitu idiokromatik, bila warna mineral selalu tetap, umumnya dijumpai pada mineral-mineral yang tidak tembus cahaya (opak), seperti galena, magnetit, pirit; dan alokromatik, bila warna mineral tidak tetap, tergantung dari material pengotornya. Umumnya terdapat pada mineral-mineral yang tembus cahaya, seperti kuarsa, kalsit.
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_mineral
http://www.nurhakim.net/bgi/bgi_03.htm
3. Luster (kilap)
Kilap merupakan kenampakan refleksi cahaya pada bidang kristal, seperti pada logam memiliki kilap logam (metalik), mineral dengan kilap non metalik mempunyai kilap yang beragam seperti vitreous (kilap seperti kaca), pearly, silky, earthy. Beberapa mineral memiliki kilap submetalik, yaitu kilap antara non logam dan logam.
Kilap adalah kesan mineral akibat pantulan cahaya yang dikenakan padanya. Kilap dibedakan menjadi dua, yaitu kilap logam dan kilap bukanlogam. Kilap logam memberikan kesan seperti logam bila terkena cahaya. Kilap ini biasanya dijumpai pada mineral-mineral yang mengandung logam atau mineral bijih, seperti emas, galena, pirit, kalkopirit. Kilap bukan-logam tidak memberikan kesan seperti logam jika terkena cahaya. Kilap jenis ini dapat dibedakan menjadi :
§ Kilap kaca (vitreous luster)
memberikan kesan seperti kaca bila terkena cahaya, misalnya: kalsit, kuarsa, halit.
§ Kilap intan (adamantine luster)
memberikan kesan cemerlang seperti intan, contohnya intan
§ Kilap sutera (silky luster)
memberikan kesan seperti sutera, umumnya terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat, seperti asbes, aktinolit, gipsum
§ Kilap damar (resinous luster)
memberikan kesan seperti damar, contohnya: sfalerit dan resin
§ Kilap mutiara (pearly luster)
memberikan kesan seperti mutiara atau seperti bagian dalam dari kulit kerang, misalnya talk, dolomit, muskovit, dan tremolit.
§ Kilap lemak (greasy luster)
menyerupai lemak atau sabun, contonya talk, serpentin
§ Kilap tanah (earthy) atau kirap guram (dull)
kenampakannya buram seperti tanah, misalnya: kaolin, limonit, bentonit.
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_mineral
http://www.nurhakim.net/bgi/bgi_03.htm
4. Cleavage (belahan)
Belahan adalah kecendrungan mineral untuk pecah melalui bidang yang rata. Mineral yang memiliki bidang belah diketahui dengan menunjukkan adanya bidang yang rata apabila mineral tersebut dipecahkan. Contohnya mika, karena mika memiliki belahan satu arah maka mineral tersebut hancur akan membentuk lembaran-lembaran yang tipis. Mineral dapat memiliki belahan beberapa arah, tetapi ada pula yang tidak memiliki bidang pembelahan. Mineral yang memiliki belahan lebih dari satu arah dikenal dengan jumlah bidang rata yang ditunjukkan dan sudut yang dibentuk oleh bidang belahannya.
GAMBAR 3.1: Belahan tiga arah pada gipsum yang dihasilkan dari fragmen semirom- bohedral (Hibbard, 2002)
Adalah kenampakan mineral berdasarkan kemampuannya membelah melalui bidang-bidang belahan yang rata dan licin. Bidang belahan umumnya sejajar dengan bidang tertentu dari mineral tersebut. Belahan dibagi berdasarkan bagus tidaknya permukaan bidang belahan, yaitu :
§ Sempurna (perfect), bila bidang belahan sangat rata, bila pecah tidak melalui bidang belahan agak sukar
§ Baik (good), bidang belahan rata, tetapi tidak sebaik yang sempurna, masih dapat pecah pada arah lain
§ Jelas (distinct), bidang belahan jelas, tetapi tidak begitu rata, dapat dipecah pada arah lain dengan mudah
§ Tidak jelas (indistinct), dimana kemungkinanuntuk membentuk belahan dan pecahan akibat adanya tekanan adalah sama besar
§ Tidak sempurna (imperfect), dimana bidang belahan sangat tidak rata, sehingga kemungkinan untuk membentuk belahan sangat kecil daripada untuk membentuk pecahan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_mineral
http://www.nurhakim.net/bgi/bgi_03.htm
5. Fracture (pecahan)
Pecahan adalah kemampuan mineral untuk pecah melalui bidang yang tidak rata dan tidak teratur merupakan kenampakan pecahan dari mineral. Kebanyakan ditunjukkan oleh mineral yang tidak mempunyai bidang belahan, misal kwarsa menunjukkan kenampakan seperti pecahan kaca yang disebut konkoidal. Kebanyakan mineral menunjukkan pecahan tidak rata.
GAMBAR 3.2: Pecahan konkoidal pada beril (Hibbard, 2002)
.Pecahan dapat dibedakan menjadi:
§ pecahan konkoidal, bila memperlihatkan gelombang yang melengkung di permukaan;
§ pecahan berserat/fibrus, bila menunjukkan kenampakan seperti serat, contohnya asbes, augit;
§ pecahan tidak rata, bila memperlihatkan permukaan yang tidak teratur dan kasar, misalnya pada garnet;
§ pecahan rata, bila permukaannya rata dan cukup halus, contohnya: mineral lempung;
§ pecahan runcing, bila permukaannya tidak teratur, kasar, dan ujungnya runcing-runcing, contohnya mineral kelompok logam murni;
§ Tanah, bila kenampakannya seperti tanah, contohnya mineral lempung.
Bentuk mineral dapat dikatakan kristalin, bila mineral tersebut mempunyai bidang kristal yang jelas dan disebut amorf, bila tidak mempunyai batasbatas kristal yang jelas. Mineral-mineral di alam jarang dijumpai dalam bentuk kristalin atau amorf yang ideal, karena kondisi pertumbuhannya yang biasanya terganggu oleh proses-proses yang lain. Struktur mineral dapat dibagi menjadi beberapa, yaitu:
§ Granular atau butiran: terdiri atas butiran-butiran mineral yang mempunyai dimensi sama, isometrik.
§ Struktur kolom, biasanya terdiri dari prisma yang panjang dan bentuknya ramping. Bila prisma tersebut memanjang dan halus, dikatakan mempunyai struktur _brus atau berserat.
§ Struktur lembaran atau lamelar, mempunyai kenampakan seperti lembaran. Struktur ini dibedakan menjadi: tabular, konsentris, dan foliasi.
§ Struktur imitasi, bila mineral menyerupai bentuk benda lain, seperti asikular, _liformis, membilah, dll.
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_mineral
http://www.nurhakim.net/bgi/bgi_03.htm
6. Streak (cerat)
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk bubuk (dengan menggoreskan pada keping porselen). Meskipun warna mineral dapat bermacam-macam, tetapi ceratnya selalu sama. Warna cerat merupakan warna asli mineral. Dapat membantu untuk membedakan mineral metalik dan nonmetalik. Mineral metalik biasanya memiliki cerat lebih gelap.
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_mineral
http://www.nurhakim.net/bgi/bgi_03.htm
7. Hardness (kekerasan)
Kekerasan adalah salah satu sifat fisik mineral, yaitu daya tahan mineral terhadap abrasi atau goresan. Kekerasan suatu mineral yang belum diketahui dapat diukur dari penggoresan dengan mineral lain yang telah diketahui kekerasannya. Nilai kekerasan dapat disebandingkan dengan skala Mohs, yaitu urutan kekerasan mineral mulai dari 1 sampai 10 yang terdiri dari 10 mineral.
Secara relatif sifat fisik ini ditentukan dengan menggunakan skala Mohs (1773 – 1839), yang dimulai dari skala 1 yang paling lunak hingga skala 10 untuk mineral yang paling keras. Skala Mohs tersebut meliputi (1) talk, (2) gipsum, (3) kalsit, (4) fluorit, (5) apatit, (6) feldspar, (7) kuarsa, (8) topaz, (9) korundum, dan (10) intan.
Tabel : Skala Mohs
No Mineral No Mineral
1 Talk ( H2Mg3(SiO3)4) 6 Feldspar (K.Al.Si3O8 )
2 Gypsum (CaSo4.2H2O ) 7 Kuarsa (SiO2 )
3 Kalsit ( CaCO3) 8 Topaz ( Al2SiO4 (FOH)2)
4 Fluorit (CaF2) 9 Korundum (Al2O3 )
5 Apatit ( CaF2 Ca3 (PO4)2 ) 10 Intan ( C )
Masing-masing mineral tersebut diatas dapat menggores mineral lain yang bernomor lebih kecil dan dapat digores oleh mineral lain yang bernonor lebih besar. Dengan lain perkataan SKALA MOHS adalah Skala relative. Dari segi kekerasan mutlak skala ini masih dapat dipakai sampai yang ke 9, artinya no. 9 kira-kira 9 kali sekeras no. 1, tetapi bagi no. 10 adalah 42 kali sekeras no. 1
Untuk pengukuran kekerasan ini, dapat digunakan alat sederhana seperti kuku tangan, pisau baja dan lain-lain, seperti terlihat pada tabel berikut :
Tabel : Alat Penguji Kekerasan
Alat penguji Derajat Kekerasan Mohs
Kuku manusia 2,5
Kawat tembaga 3
Pecahan kaca 5,5 – 6
Pisau baja 5,5 – 6
Kikir baja 6,5 – 7
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_mineral
http://www.nurhakim.net/bgi/bgi_03.htm
8. Specific Gravity (berat jenis)
Berat jenis merupakan angka yang menunjukkan perbandingan antara berat mineral dengan berat dari volume air. Jika mineral memiliki berat 3 kali dari berat air dengan volume yang sama, maka mineral tersebut memiliki berat jenis tiga. Secara praktis berat jenis mineral dapat diperkirakan dengan menimbang di tangan. Bila terasa berat, maka berat jenisnya sekitar 2,5-3. mineral logam umumnya memiliki berat jenis 3 kali lipatnya. Galena memiliki berat jenis 7,5 sedangkan emas 24 karat adalah 20. Mineral dengan berat jenis lebih besar dari 2,89 disebut dengan mineral berat, diperoleh dengan cara memisahkan dari mineral ringan dengan menggunakan cairan berat seperti bromoform. Asosiasi kumpulan mineral berat dapat digunakan untuk mengetahui sumber material dari batuan sedimen
Berat Jenis = Berat di luar air
Berat di dalam air
Contoh :
Feldspar : 2,3
Kuarsa : 2,56-7
Muskovit : 2,8-3
Hornblende : 3,2
Garnet : 3,7-4,3
Magnetit : 5,3
Platinum : 21,46
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_mineral
http://www.nurhakim.net/bgi/bgi_03.htm
9. Sifat Dalam
Sifat dalam adalah sifat mineral bila kita berusaha untuk mematahkan, memotong, menghancurkan, membengkokkan, atau mengiris. Sifat dalam merupakan reaksi mineral terhadap gaya yang mengenainya, seperti penekanan, pemotongan, pembengkokan, pematahan, pemukulan atau penghancuran. Sifat dalam dapat dibagi menjadi: rapuh (brittle), dapat diiris (sectile), dapat dipintal (ductile), dapat ditempa (malleable), kenyal/lentur (elastic), dan fleksibel (flexible).
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_mineral
http://www.nurhakim.net/bgi/bgi_03.htm
10. Kemagnetan
Adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Pembagiannya menjadi feromagnetik, paramagnetic, dan diamagnetic.
Mineral maagnetis ( ferromagnetic)diantaranya : magnetic, pyroit, ilmenit, chromit dan hamatit. Sedangkan mineral non magnetis (paramagnetis) diantaranya adalah : kwarsa, pirit, magnesite, fluorit dan kalsit.
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_mineral
http://www.nurhakim.net/bgi/bgi_03.htm
11. Electricity (Kelistrikan)
Sifat listrik mineral dapat dibagi menjadi 2, yaitu penghantar arus (konduktor) dan tidak dapat menghantarkan arus (isolator). Adapula istilah semikonduktor, yaitu mineral yang bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas tertentu.
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_mineral
12. Daya Lebur Mineral
Yaitu meleburnya mineral apabila dipanaskan, penyelidikannya dilakukan dengan membakar bubuk mineral di dalam api. Daya lebur dinyatakan dalam derajat keleburan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_mineral
http://www.nurhakim.net/bgi/bgi_03.htm
13. Bau
Mineral-mineral tertentu memilki bau yang khas, sehingga diantaranya dapat langsung dikenali jenis mineralnya dari bau tersebut. diantaranya mineral belerang yang mempunyai bau menyengat. Kaolinit seperti lempung, dan arsenoptpyrit berbau garlic jika dipanaskan.
( Diktat kumpulan presentasi 2008 )
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
[url=http://firgonbares.net/][img]http://firgonbares.net/img-add/euro2.jpg[/img][/url]
[b]shop building software, [url=http://firgonbares.net/]i install oem software[/url]
[url=http://firgonbares.net/][/url] coreldraw old versions buying software licenses
coreldraw graphics suite x4 [url=http://firgonbares.net/]android software store[/url] free macromedia flash software
[url=http://firgonbares.net/]education software[/url] Nero 9 Retail Price
[url=http://firgonbares.net/]Pro Mac Retail[/url] is discount software
nero 9 crack [url=http://firgonbares.net/]oem software sales ltd[/b]
[url=http://vonmertoes.net/][img]http://vonmertoes.net/img-add/euro2.jpg[/img][/url]
[b]QuarkXPress 8 Retail Price, [url=http://hopresovees.net/]nero 9 patent activation[/url]
[url=http://hopresovees.net/][/url] pixelmator or photoshop elements for mac adobe photoshop cs3 classroom in book w/cd
academic collegiate software [url=http://vonmertoes.net/]microsoft office enterprise 2007 sp1 serial[/url] buy adobe photoshop
[url=http://vonmertoes.net/]cheapest windows software[/url] sale software solutions
[url=http://bariossetos.net/]sales in software[/url] get microsoft office cheap
academic discount software [url=http://bariossetos.net/]discounted software for teachers[/b]
Posting Komentar